Sejak diperkenalkannya GSM 20 tahun lalu, industri telekomunikasi di Indonesia saat ini masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh. Apalagi mengingat makin besarnya permintaan terhadap berbagai jenis perangkat pintar.
"Saat ini ada 9 miliar pengguna selular di dunia, dan kami memprediksi di tahun 2020 akan ada 50 miliar connected devices. Mungkin jumlah penduduk cuma 10 miliar, tidak mencapai jumlah tersebut, tapi connected devices akan mencapai jumlah 50 miliar karena setiap orang memiliki beberapa connected devices," kata Herdyana Syintawati, Vice President Marketing & Communications Division Ericsson Indonesia, dalam pembukaan Diskusi Akhir Tahun Telekomunikasi, di JW Marriott, Rabu (7/12/2012).
"Dan kalau dilihat di Indonesia dengan progresi yang sama, pada 2020 akan ada 1,7 miliar connected devices. Karena itu industri telekomunikasi di Indonesia opportunity-nya masih sangat besar," tambahnya.
Pertumbuhan connected devices ini mengindikasikan pertumbuhan kebutuhan layanan data. Dalam hasil riset Ericsson, ketika bangun tidur, para pengguna smartphone di Amerika Utara menghasilkan skor tertinggi dalam akses layanan social network.
Di Eropa Selatan, para pengguna smartphone menghasilkan skor tertinggi pada akses terhadap konten musik. Di Eropa Utara dan Barat, skor tertinggi diperoleh dari akses internet, sementara Asia dan Australia sama-sama menghasilkan skor tertinggi pada penggunaan layanan social network.
Heru Sutadi, Anggota Komisioner BRTI dan pengamat telematika, mengatakan, "Prediksi kita voice dan sms akan menurun, termasuk sms premium. Dan yang akan meningkat itu adalah data. Mengingat kejadian Bellagio tempo hari mengindikasikan penggunaan smartphone nampaknya akan meningkat. Jumlah pengguna Facebook dan Twitter juga mengindikasikan kebutuhan data di indonesia akan meningkat."
Dia juga mengatakan, hal yang tidak bisa diabaikan regulator adalah persaingan antar operator. Regulator tidak perlu memberlakukan aturan ketat jika persaingan tersebut sehat dan memperkaya pilihan masyarakat.
"Saat ini persaingan data arahnya masih belum begitu ketat, dan regulasinya juga belum begitu ketat, kita ingin ke depannya data bukan hanya dipakai untuk Facebook, Twitter, dan segala macamnya. Tapi bagaimana data itu bisa dimanfaatkan untuk kesehatan dan pendidikan," tambahnya.
cool~
BalasHapusMakasih gan,,
BalasHapus